Saturday, March 21, 2009

Indonesia Hutang Budi Pada Palestina

Ketika Ir. Soekarno memproklamasikan kemerdekaan RI di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945, dunia belum mengakuinya. H. Agus Salim pun menggalang dukungan ke negara-negara di Timur Tengah. Namun, saat itu belum juga mendapat dukungan yang signifikan. Pada saat itu, Palestina tampil sebagai negara yang pertama kali mengakuinya. Selain itu, Mufti Palestina Muhammad Amin Al-Husain mendesak agar negara-negara Timur Tengah mengakui kemerdekaan Indonesia.

Hal ini disampaikan Ferry Nur dalam Simposium Palestina yang diadakan oleh Puskomda Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Sabtu (6/12). Menurut Wawan Ismanto, Ketua Puskomda ITS, Simposium Penggalangan Dana untuk Palestina ini diadakan untuk memperingati hari jadi Intifadhah pada 9 Desember nanti. Sebelumnya Puskomda berkoordinasi dengan Puskomnas Unair mengadakan penggalangan dana di seluruh perguruan tinggi se-Surabaya. Hingga terkumpul dana sekitar 24 juta rupiah. Kegiatan yang luar biasa ini, diakui Wawan masih sangat jauh dibanding perjuangan Mujahid Palestina. "Namun, hal inilah yang baru bisa kami bantu, semoga bisa bermanfaat" tutur mahasiswa tingkat tujuh ini. Di sela-sela ceramahnya, Sekjen Kispa dari Jakarta ini mengatakan, jasa Palestina terhadap Indonesia tidak waktu kemerdekaan saja. Pada saat Gaza sedang diblokade oleh Israel, rakyat Palestina masih sempat menyumbangkan uangnya untuk korban gempa di Jakarta. Begitu juga sewaktu Tsunami di Aceh, rakyat Palestina turut menyumbang. "Oleh karena itu, Indonesia berhutang budi terhadap rakyat Palestina," tuturnya.Mufti Palestina, Muhammad Amin Al-Husain (tengah dengan sorban putih)

Menolong rakyat Palestina, menurut Ferry bukan karena faktor negara, kemanusiaan, dan HAM, melainkan permasalahan akidah. Al-Quds adalah amanah Khalifah Umar bin Khaththab yang harus dijaga dari tangan penjajah, Israel. Tidak hanya itu, Palestina merupakan salah satu dari tiga kota suci ummat Islam yang dulu pernah menjadi kiblat umat Islam. Oleh karena itu, umat Islam seluruh dunia harus menjaganya.

Namun, menurut Ferry, kesadaran Negara Islam belum tergugah. Dari populasi muslim dunia, sekitar 1,3 milyar tidak berkutik ketika rakyat Palestina diblokade oleh Israel. Mereka kelaparan terserang penyakit dan hidup tanpa gizi, namun dunia Islam tidak bergeming.

"Umat Islam, kini ibaratnya berada di bawah ketiak Amerika dan Yahudi, tidak berani melakukan perlawanan sedikitpun," ungkapnya kepada www.hidayatullah.com. Agar hal itu sirna, menurutnya umat Islam harus menghilangkan rasa al-wahn (cinta dunia dan takut mati). Jika dua hal itu hilang, niscaya sinergitas antar negara muslim dalam melawan Israel akan terbangun.

[anshar/www.hidayatullah.com]

Friday, March 20, 2009

Ingin Tahu Gaji DPR Kita?!?

Berapa sih sebenarnya Gaji DPR…? Menurut www.warnadunia.com membeberkan rahasia tersebut sebagai berikut:

Penerimaan Gaji anggota DPR terbagi menjadi tiga kategori, yaitu rutin per bulan; rutin non per bulan dan sesekali.

Rutin perbulan meliputi:

Gaji pokok: Rp 15.510.000
Tunjangan Listrik: Rp 5.496.000
Tunjangan
Aspirasi: Rp 7.200.000
Tunjangan kehormatan: Rp 3.150.000

Tunjangan Komunikasi: Rp 12.000.000

Tunjangan Pengawasan: Rp 2.100.000
Total: Rp 46
.100.000/bulan
Total Pertahun: Rp 554.000.000
Masing-masing anggota DPR mendapatkan gaji yang sa
ma.

Sedangkan penerimaan non-bulanan atau non-rutin dimulai dari penerimaan gaji ke-13 setiap bulan Juni.
Gaji ke-13 : Rp 16.400.000
Dana Penyerapan (Reses): Rp 31.500.000
Dalam satu tahun sidang ada empat kali Reses. Jika
ditotal selama per tahun, totalnya sekitar Rp 118.000.000.

Sementara penghasilan yang bersifat sewaktu-waktu yaitu:
Dana Intensif Pembahasan Rancangan Undang-Undang dan Honor melalui uji kelayakan dan Kepatutan sebesar Rp 5.000.000/kegiatan
Dana Kebijakan Intensif Legislatif sebesar Rp 1.000.000/RUU

Jika dihitung jumlah keseluruhan yang diterima anggota DPR dalam setahun mencapai hampir 1 milyar rupiah. Data tahun 2006 jumlah pertahun dana yang diterima anggota DPR mencapai Rp 761.000.000, dan tahun 2007 mencapai Rp 787.100.000. Mungkin hal ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak sekali yang mencalonkan diri sebagai legislatif (caleg); belum lagi dana pensiunan yang mereka dapatkan ketika sudah tidak lagi menjabat.

Enak ya, kerjanya sambil tiduran di rapat, tapi digaji .... Padahal di perusahaan tempat kita bekerja, kita sering kerja sampai pagi & tidur di kantor pula dan itupun uang lembur belum tentu dibayar....





Sumber:
http://warnadunia. com/rahasia- kenapa... i-anggota- dpr/

Ditulis kembali oleh Harun Yahya II